Ketika Perut Rasulullah Shallallahu 'Alayhi wa Sallam Berbunyi

Kamis, 09 Oktober 2014





⛅ Suatu ketika Rasulullah Shallallahu 'Alayhi wa Sallam menjadi imam shalat, para shahabat menjadi makmum di belakang beliau, para shahabat mendengar bunyi menggurutup setiap Rasulullah Shallallahu 'Alayhi wa Sallam bergerak, seolah-olah sendi-sendi Rasulullah saling bergesekan satu dengan yg lain..

 Umar bin Kaththab Radhiallahu 'anhu yg tidak tahan melihat kondisi Rasulullah, segera bertanya ke baginda setelah selesai shalat, "Ya Rasulullah kami melihat seolah-olah tuan sedang menanggung penderitaan yg amat berat, apakah anda sakit..??

 Namun Rasulullah Shallallahu 'Alayhi wa Sallam menjawab dengan tenang "Tidak, alhamdulillah aku sehat dan segar.."
Lalu Umar bin Khaththab radhiallahu 'anhu melanjutkan pertanyaannya..
"Lalu kenapa setiap kali tuan menggerakkan tubuh, kami mendengar seolah olah sendi-sendi bergesekan di tubuh anda? Kami yakin engkau sedang sakit.."

Melihat kecemasan di wajah shahabatnya, Rasulullah Shallallahu 'Alayhi wa Sallam kemudian mengangkat jubahnya, para shahabat terkejut melihat perut Rasulullah yg kempis dibalut sehelai daun berisi batu kerikil untuk menahan lapar.

🌑 Batu-batu kerikil itulah yg menimbulkan bunyi halus setiap kali tubuh Rasulullah Shallallahu 'Alayhi wa Sallam bergerak. Umar bin Khaththab radhiallahu 'anhu memberanikan diri berkata..
"Ya Rasulullah.. jika anda merasakan lapar dan tidak punya makanan, lalu apakah kami hanya tinggal diam..??

 Rasulullah Shallallahu 'Alayhi wa Sallam menjawab dengan lembut..
"Tidak sahabatku, aku tahu apapun akan engkau korbanban demi Rasulullah-mu ini, tetapi apakah yg akan kujawab di hadapan Allah nanti, apabila aku sebagai pemimpin menjadi beban umatnya.."

 Para sahabat hanya tertegun, dan Rasulullah Shallallahu 'Alayhi wa Sallam melanjutkan..
"Biarlah kelaparan ini sebagai hadiah Allah buatku, agar umatku kelak tidak ada yg kelaparan di dunia ini terlebih lg kelaparan di akhirat kelak.."

 Subhanallah...
Itulah kepemimpinan yg dicontohkan baginda Rasulullah Shallallahu 'Alayhi wa Sallam, kepemimpinan yg mencintai dan dicintai umatnya, pemimpin yg tdk ingin menjadi beban umatnya apalagi menyempitkan & mempersulit umatnya..

💕 Allohumma Sholli 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad 💕

POHON KURMA

Rabu, 08 Oktober 2014





Ada kata² bijak kuno dari daerah Rasulullah Shallallahu 'Alayhi wa Sallam dibesarkan yang mengatakan bahwa: "Orang BENAR akan KUAT bertunas seperti pohon kurma."

Pohon kurma lazim dijumpai di Timur Tengah, dengan kondisi tanah yang kering, gersang, tandus dan kerap dihantam badai gurun yang dahsyat dan ganas. Hanya pohon kurma dianggap sebagai pohon yang tahan banting.

Kekuatan pohon kurma ada di AKAR²NYA (jika kita semua HIDUP & KUAT IMANNYA), petani di Timur Tengah menanam biji kurma ke dalam lubang pasir lalu ditutup dan ditindih dengan batu.

Mengapa biji korma itu harus ditutup batu...???

Ternyata, batu tersebut memaksa pohon kurma berjuang untuk tumbuh ke atas. Justru karena pertumbuhan batang mengalami HAMBATAN, hal tersebut membuat pertumbuhan akar ke dalam tanah menjadi maksimal. Setelah akarnya menjadi kuat, barulah biji pohon kurma itu bertumbuh ke atas, bahkan bisa menggulingkan batu yang menekan diatasnya. Ditekan dari atas, supaya bisa mengakar kuat ke bawah.

Coba Renungkan, Bukankah itu PRINSIP kehidupan yang luar biasa...???

Sekarang kita tahu mengapa Allah Subhanahu wa Ta'ala kerapkali mengijinkan tekanan hidup selalu datang. Bukan untuk melemahkan & menghancurkan kita, sebaliknya Allah Subhanahu wa Ta'ala mengijinkan tekanan hidup itu untuk membuat kita BERAKAR semakin KUAT. Tak sekedar bertahan, tapi ada waktunya benih yang sudah mengakar kuat itu akan menjebol "Batu Masalah²" yang selama ini menekan kita.

Kita akan keluar menjadi Pemenang Kehidupan (Peraih Reward). Dan Allah Subhanahu wa Ta'ala sudah mendesain kita seperti pohon kurma. Sebab itu jadilah hamba-Nya yang Sabar, Tangguh, Kuat danTegar menghadapi beratnya kehidupan.

Milikilah CARA pandang Positif bahwa tekanan hidup tak akan pernah bisa melemahkan, justru tekanan hidup akan memunculkan kita menjadi Pemenang² Kehidupan atas sebab kesabaran..

Semoga kita semua menjadi hamba Alloh yang handal berkat ma'unah & barokah-Nya..

Satu kebaikan kita tabur di hari ini, akan membuat hari ini punya arti Luar biasa utk Kita dan untuk semua juga di hari yang akan datang..

Wallahul musta'aan ...

Meluruskan Salah Paham Seputar Haji Akbar

Sabtu, 04 Oktober 2014






Allah Subhânahu wa Ta’âlâ berfirman,

وَأَذَانٌ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ إِلَى النَّاسِ يَوْمَ الْحَجِّ الْأَكْبَرِ أَنَّ اللَّهَ بَرِيءٌ مِنَ الْمُشْرِكِينَ وَرَسُولُهُ فَإِنْ تُبْتُمْ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَإِنْ تَوَلَّيْتُمْ فَاعْلَمُوا أَنَّكُمْ غَيْرُ مُعْجِزِي اللَّهِ وَبَشِّرِ الَّذِينَ كَفَرُوا بِعَذَابٍ أَلِيمٍ.

“Dan (inilah) suatu pemakluman dari Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar bahwa sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyrikin. Kemudian jika kalian (kaum musyrikin) bertaubat, maka bertaubat itu lebih baik bagi kalian; tetapi jika kalian berpaling, ketahuilah bahwa sesungguhnya kalian tidak dapat melemahkan Allah. Dan beritakanlah kepada orang-orang kafir (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.” [At-Taubah: 3]

 

Dalam menafsirkan haji Akbar pada ayat di atas, para ulama tafsir menyebut tiga pendapat:

Pertama, haji Akbar adalah hari ‘Arafah. Ini adalah pendapat Umar bin Al-Khattâb, Ibnuz Zubair, Abu Juhaifah, Thâwûs, ‘Athâ`, dan Mujâhidrahimahumullâh.

Kedua, haji Akbar adalah hari Nahr (hari Idul Adhha, 10 Dzulhijjah). Ini adalah pendapat Abu Musa Al-Asy’ary, Al-Mughîrah bin  Syu’bah, Abdullah bin Abi Aufa, Abdullah bin Syaddâd, Ibnul Musayyab, Ibnu Jubair, Ikrimah, Asy-Sya’by, An-Nakhâ’iy, Az-Zuhry, Ibnu Zaid, As-Suddy, dan selainnyarahimahumullâh.

Dua pendapat di atas telah disebutkan juga merupakan pendapat Ali bin Abi Thalib dan Ibnu ‘Abbâs radhiyallâhu ‘anhumâ.

Ketiga, haji Akbar adalah seluruh hari-hari Mina. Ini adalah pendapat Mujâhid dan Sufyân Ats-Tsauryrahimahumallâh.

Demikian simpulan dari keterangan Ibnu Jarîr, Ibnu Katsîr, dan Ibnul Jauzy dalam tafsir mereka tentang ayat di atas.

Ibnu Jarîr, Ibnu Katsîr, dan selainnya menguatkan bahwa yang dimaksud dengan haji Akbar adalah hari Nahr.

 

Memang banyak riwayat yang menguatkan bahwa hari Nahr adalah hari haji Akbar. Di antaranya adalah hadits seorang lelaki dari shahabat Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam. Beliau berkata,

خَطَبَنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ النَّحْرِ عَلَى نَاقَةٍ لَهُ حَمْرَاءَ مُخَضْرَمَةٍ، فَقَالَ: هَذَا يَوْمُ النَّحْرِ، وَهَذَا يَوْمُ الْحَجِّ الْأَكْبَرِ

“Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallampernah berkhutbah kepada Kami pada hari Nahr di atas seekor unta merah yang ujung telinganya terpotong. Beliau berucap, ‘Ini adalah hari Nahr dan hari haji Akbar.’.”[1]

Juga, dalam hadits Ibnu Umarradhiyâllahu ‘anhumâ, beliau bertutur,

وَقَفَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ النَّحْرِ بَيْنَ الجَمَرَاتِ فِي الحَجَّةِ الَّتِي حَجَّ بِهَذَا، وَقَالَ: هَذَا يَوْمُ الحَجِّ الأَكْبَرِ

“Pada hari Nahr, Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam berhenti antara pelemparan-pelemparan jamrah pada haji yang beliau berhaji dengan ini. Beliau bersabda, ‘Ini adalah hari haji Akbar.’.”[2]

Dalam hadits lain, hadits Abu Hurairahradhiyallâhu ‘anhu bahwa beliau berkata,

بَعَثَنِي أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، فِيمَنْ يُؤَذِّنُ يَوْمَ النَّحْرِ بِمِنًى: لاَ يَحُجُّ بَعْدَ العَامِ مُشْرِكٌ، وَلاَ يَطُوفُ بِالْبَيْتِ عُرْيَانٌ، وَيَوْمُ الحَجِّ الأَكْبَرِ يَوْمُ النَّحْرِ

“Abu Bakr radhiyallâhu ‘anhu mengutus Saya untuk mengumumkan kepada orang-orang yang berada di Mina pada hari Nahr, ‘Tidak boleh seorang musyrik berhaji setelah tahun ini, dan jangan ada seseorang yang telanjang yang thawaf di Ka’bah, serta haji Akbar adalah hari Nahr.’.”[3]

Selain itu, di antara makna yang mendukung hari Nahr sebagai haji Akbar adalah keutamaan hari Nahr yang Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam jelaskan. Dari Abdullah bin Qurath radhiyallâhu ‘anhu, Rasulullahshallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَعْظَمُ الأَيَّامِ عِنْدَ اللَّهِ يَوْمُ النَّحْرِ ثُمَّ يَوْمُ الْقَرِّ

“Hari yang paling agung di sisi Allah adalah hari An-Nahr kemudian hari Al-Qarr.” [4]

 

Dari keterangan-keterangan di atas, tampaklah kekeliruan yang tersebar pada hari-hari ini di berbagai media bahwa haji, bila hari ‘Arafahnya bertepatan dengan hari Jum’at, dianggap sebagai haji Akbar.

Al-Mubârakfury rahimahullâh berkata, “Telah tersohor di kalangan orang-orang awam bahwa hari ‘Arafah, jika bertepatan dengan hari Jum’at, hajinya menjadi haji Akbar, padahal tidak ada dasar (pijakan) dalam hal tersebut. Betul bahwa Razîn meriwayatkan dari Thalhah bin ‘Ubaidullah bin Karz secara mursal (bahwa),

أَفْضَلُ الْأَيَّامِ يَوْمُ عَرَفَةَ وَإِذَا وَافَقَ يَوْمَ جُمُعَةٍ فَهُوَ أَفْضَلُ مِنْ سَبْعِينَ حَجَّةً فِي غَيْرِ يَوْمِ جُمُعَةٍ

‘Sebaik-baik hari adalah hari ‘Arafah, dan apabila bertepatan (hari ‘Arafah) bertepatan dengan hari Jum’at, itu lebih afdhal daripada tujuh puluh haji pada selain hari Jum’at.’ Demikian (disebutkan) pada Majma’ Al-Fawâ`id, padahal itu adalah hadits mursal, sedang Saya tidak menemukan sanadnya.”[5]

Ibnul Qayyim rahimahullâh berkata, “Adapun yang tersohor melalui lisan orang-orang awam (haji pada hari ‘Arafah bertepatan dengan Jum’at) senilai 72 haji, hal itu adalah batil dan tidak memiliki asal dari Rasulullahshallallâhu ‘alaihi wa sallam, tidak pula dari shahabat dan tabi’in. Wallâhu A’lam.”[6]

Hadits yang disebutkan oleh Al-Mubârakfury dari Majma’ Al-Fawâ`iddisebutkan pula oleh Ibnu Hajar dan As-Sakhâwy dengan lafazh,

خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ فِيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ عَرَفَةَ وَافَقَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ، وَهُوَ أَفْضَلُ مِنَ سَبْعِيْنَ حَجَّةً فِيْ غَيْرِهَا

“Sebaik-baik hari yang matahari terbit pada (hari) itu adalah hari ‘Arafah yang bertepatan dengan hari Jum’at. (Hari) itu lebih baik daripada tujuh puluh haji pada selain (hari) tersebut.”

Setelah menyebutkan bahwa hadits di atas disebutkan secara marfu’ oleh Razîn, Ibnu Hajar berkata, “Saya tidak mengetahui keadaannya karena (Razîn) tidak menyebutkan shahabat (perawi hadits) dan siapa saja yang meriwayatkan (hadits) tersebut.”[7]

Demikian pula penegasan As-Sakhawy dalam Al-Fatawâ Al-Hadîtsiyyah.

Ibnu Nashiruddin Ad-Dimasyqy menyatakan bahwa hadits tersebut batil, tidak sah.[8]

Oleh karena itu, setiap muslim tidaklah diperbolehkan menggunakan istilah-istilah yang tidak memiliki dasar syariat yang kuat. Apalagi, menamakan bertepatannya hari ‘Arafah dan hari Jum’at dengan nama haji Akbar tentu akan membawa kepada kerusakan lain berupa mengganti penggunaan nama yang disyariatkan. Telah berlalu silang pendapat ulama tentang makna haji Akbar, tetapi tidak seorang pun yang membawa penamaan haji Akbar untuk hari ‘Arafah yang bertepatan dengan hari Jum’at.

 

Kendati demikian, Ibnul Qayyimrahimahullâh juga menyebut sepuluh kelebihan hari ‘Arafah yang bertepatan dengan hari Jum’at:

Pertama, bertemunya dua hari yang merupakan sebaik-baik hari.

Kedua, pada hari itu, terdapat waktu yang dipastikan mustajabah, yang menurut kebanyakan pendapat ulama adalah pada akhir waktu setelah Ashar saat seluruh orang yang berada di ‘Arafah berdiri berdoa dan memohon dengan sangat.

Ketiga, bertepatan dengan hari wuquf Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam.

Keempat, seluruh kaum muslimin di berbagai belahan dunia menghadiri khutbah Jum’at atau wuquf, sementara hal itu tidak terjadi pad waktu lain.

Kelima, hari tersebut bertepatan dengan hari disempurnakannya agama dan disempurnakannya nikmat untuk kaum muslimin.

Keenam, hari Jum’at adalah hari Id, sedang hari ‘Arafah adalah hari Id untuk mereka yang berada di ‘Arafah. Jika hari ‘Arafah bertepatan dengan hari Jum’at, berarti dua hari Id terkumpul.

Ketujuh, hari tersebut bertepatan dengan hari perkumpulan akbar dan berdirinya manusia pad ahari Kiamat. Oleh karena itu, keberadaan hari Jum’at adalah untuk mengingat awal permulaan makhluk dan hari kebangkitan.

Kedelapan, ketaatan-ketaatan untuk kaum musliminbanyak terjadi pada malam dan hari Jum’at. Tidaklah diragukan bahwa hari Jum’at keistimewaannya akan semakin bertambah jika bertepatan dengan hari ‘Arafah.

Kesembilan, hari Jum’at adalah hari penambahan untuk penduduk surga. Tentu, jika bertepatan dengan hari ‘Arafah, keutamaan, kekhususan, dan keistimewaannya akan semakin bertambah yang tidak terdapat pada hari lain.

Kesepuluh, Allah ‘Azza wa Jallamendekat kepada orang-orang di ‘Arafah pada sore hari ‘Arafah, kemudian mempersaksikan bahwa mereka telah diampuni. Kedekatan Allah kepada makhluk pada hari Jum’at sore yang merupakan waktu mustajabah tentu lebih membawa mereka agar senantiasa berdoa dan penuh harapan.[9]

 

Semoga Allah memberi taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua untuk selalu menapaki jalan yang lurus dan memudahkan Kita semua kepada segala pintu ketaatan serta menjadikan hari-hari bulan Dzulhijjah ini sebagai penggugur dosa dan penyebab datangnya rahmat dan ridha Allah. Amin.

Wallâhu A’lam.

 

[1] Diriwayatkan oleh Ahmad.

[2] Diriwayatkan oleh Al-Bukhâry secara mu’allaq, Abu Dawud, dan Ibnu Mâjah.

[3] Diriwayatkan oleh Al-Bukhâry dan Muslim. Lafazh hadits adalah milik Al-Bukhâry.

[4] Diriwayatkan oleh Ahmad,Abu Dâwud, An-Nasâ`iy, Ibnu Abi ‘Âshim, Ibnu Khuzaimah,Al-Hâkim, dan Al-Baihaqy, serta dishahih­kan oleh Al-Albâny dalamlrwâ’ul Ghalîl.

[5] Tuhfatul Ahwâdzy 4/27.

[6] Zâdul Ma’âd 1/65.

[7] Fathul Bâry 8/204.

[8] Bacalah seluruh nukilan di atas pada kitab Silsilah Ahâdîts Adh-Dha’îfahno. 207, 1193, dan 3144 karya Syaikh Al-Albâny.

[9] Dibahasakan dari Zâdul Ma’âd 1/60-64

MINDSET

Jumat, 26 September 2014





Pesan Orang Tua kepada anaknya yang akan merantau jauh :
“Anakku, dua pesan penting yang ingin ayah sampaikan
kepadamu untuk keberhasilan hidupmu”
“Pertama : jangan pernah menagih piutang kepada
siapapun”
“Kedua : jangan pernah tubuhmu terkena terik
matahari secara langsung”

5 tahun berlalu sang ibu menengok anak sulungnya
dengan kondisi bisnisnya yang sangat memprihatinkan,
ibu pun bertanya “Wahai anak sulungku kenapa kondisi
bisnismu demikian?”.
Si sulung menjawab : “Saya mengikuti pesan ayah bu…
Saya dilarang menagih piutang kepada siapapun
sehingga banyak piutang yang tidak dibayar dan lama²
habislah modal saya..
Pesan yang kedua ayah melarang saya terkena sinar
matahari secara langsung dan saya hanya punya
sepeda motor, itulah sebabnya pergi dan pulang
kantor saya selalu naik taxi”.
Kemudian sang ibu pergi ke tempat si bungsu yang
keadaannya berbeda jauh. Si bungsu sukses
menjalankan bisnisnya.
Sang ibu pun bertanya “Wahai anak bungsuku, hidupmu
sedemikian beruntung, apa rahasianya…?”
Si bungsu menjawab : “Ini karena saya mengikuti
pesan ayah bu.. Pesan yang pertama saya dilarang
menagih piutang kepada siapapun. Oleh karena itu
saya tidak pernah memberikan hutang kepada siapapun
sehingga modal saya tetap utuh”.
“Pesan kedua saya dilarang terkena sinar matahari
secara langsung, maka dengan motor yang saya punya
saya selalu berangkat sebelum matahari terbit dan
pulang setelah matahari terbenam, sehingga para
pelanggan tahu toko saya buka lebih pagi dan tutup
lebih sore”.
Perhatikan..
Si Sulung dan Si Bungsu menerima pesan yang SAMA,
namun masing² memiliki penafsiran dan sudut pandang
atau MINDSET berbeda. Mereka MELAKUKAN cara yang
berbeda sehingga mendapatkan HASIL yang berbeda
pula.
Hati² lah dengan Mindset kita..
Mindset positif memberi hasil menakjubkan, sebaliknya
mindset negatif memberikan hasil menghancurkan.
The choice is yours..!
Share dgn ikhlas.. Indahnya saling membahagiakan..

Manfaat Sholat Dhuha

Senin, 22 September 2014



Apapun jabatan, tugas dan pekerjaan kita, mari kita sujudkan kening kita di pagi hari sebelum memulai pekerjaan..!!!

“Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari ilmu yang tidak manfaat, dari hati yang tidak khusyuk, dari jiwa yang tak pernah puas dan dari doa yang tidak terkabul. Matahari sudah tinggi, siap-siap shalat Dhuha.”

“Kita pernah bertemu dengan orang baik. Atau, orang yang menganggap diri kita baik. Benarkah? Sesungguhnya bukan kebaikan yang disandang, tapi ada kekuasaan Allah 'Azza wa Jalla yang menutupi aib, kesalahan dan dosa-dosa kita sehingga tidak tampak. Kita tidak bisa bayangkan seandainya Allah tidak menutupi borok kita itu. Seandainya dosa itu berbau, maka tidak ada orang yang mau dekat dengan kita karena tidak tahan dengan baunya. Masihkah kita merasa baik? Kita hanya bisa minta kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar menutupi kesalahan-kesalahan kita seperti yang terucap dalam doa diantara dua sujud.. Ada 7 permohonan kita, satu di antaranya adalah WAJBURNI (tutupilah kesalahanku) dan Allah mengabulkan permintaan itu. Allahumma aamiin.. Waktunya shalat Dhuha.”

 Shalat Dhuha mempunyai kedudukan mulia. Disunnahkan untuk kita kerjakan sejak terbitnya matahari sampai menjelang datangnya shalat dzuhur.

Seperti diungkapkan oleh Sayid Muhammad bin Alwi al-Maliki dalam bukunya Khasais al-Ummah al-Muhammadiyah tentang keutamaannya, penulis membeberkan keutamaan-keutamaan yang disediakan oleh Allah bagi hamba yang menunaikannya lengkap dengan sumber haditsnya.

🌿 Pertama, orang yang shalat Dhuha akan diampuni dosa-dosanya oleh Allah. “Barangsiapa yang selalu mengerjakan shalat Dhuha niscaya akan diampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan.” (HR. Turmudzi)

🌿 Kedua, barangsiapa yang menunaikan shalat Dhuha ia tergolong sebagai orang yang bertaubat kepada Alah. “Tidaklah seseorang selalu mengerjakan shalat Dhuha kecuali ia telah tergolong sebagai orang yang bertaubat.” (HR. Hakim).

🌿 Ketiga, orang yang menunaikan shalat Dhuha akan dicatat sebagai ahli ibadah dan taat kepada Allah. “Barangsiapa yang shalat Dhuha dua rakaat, maka dia tidak ditulis sebagai orang yang lalai. Barangsiapa yang mengerjakannya sebanyak empat rakaat, maka dia ditulis sebagai orang yang ahli ibadah. Barangsiapa yang mengerjakannya enam rakaat, maka dia diselamatkan di hari itu. Barangsiapa mengerjakannya delapan rakaat, maka Allah tulis dia sebagai orang yang taat. Dan barangsiapa yang mengerjakannya dua belas rakaat, maka Allah akan membangun sebuah rumah di surga untuknya.” (HR. At-Thabrani).

🌿 Keempat, orang yang istiqomah melaksanakan shalat Dhuha kelak ia akan masuk surga lewat pintu khusus, pintu Dhuha yang disediakan oleh Allah. “Sesungguhnya di dalam surga terdapat sebuah pintu bernama pintu Dhuha. Apabila Kiamat telah tiba maka akan ada suara yang berseru, ‘Di manakah orang-orang yang semasa hidup di dunia selalu mengerjakan shalat Dhuha? Ini adalah pintu buat kalian. Masuklah dengan rahmat Allah Subhanahu Wata’ala.” (HR. At-Thabrani).

🌿 Kelima, Allah menyukupkan rezekinya. “Wahai anak Adam, janganlah engkau merasa lemah dari empat rakaat dalam mengawali harimu, niscaya Aku (Allah) akan menyukupimu di akhir harimu.” (HR. Abu Darda`).

🌿 Keenam, orang yang mengerjakan shalat Dhuha ia telah mengeluarkan sedekah. “Hendaklah masing-masing kamu bersedekah untuk setiap ruas tulang badanmu pada setiap pagi. Sebab tiap kali bacaan tasbih itu adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada yang ma’ruf adalah sedekah, mencegah yang mungkar adalah sedekah. Dan sebagai ganti dari semua itu, maka cukuplah mengerjakan dua rakaat sholat Dhuha.” (HR Muslim).

 Selain keutamaan yang sudah disebutkan di atas, masih ada keutamaan lainnya yang sayang untuk dilewatkan begitu saja. Yaitu dengan mengerjakan shalat Dhuha ada pahala besar berupa pahala seperti orang yang haji dan umrah yang diterima oleh Allah. Barangkali kemuliaan ini masih belum diketahui oleh banyak orang. 

Bunyi haditsnya, “Barangsiapa shalat subuh dengan berjamaah, kemudian duduk berdizkir kepada Allah sampai matahari terbit, lalu shalat dua rakaat, dia mendapat pahala seperti haji dan umrah yang sempurna, sempurna, sempurna.” (HR. Turmudzi).

Dalam buku yang berjudul Panduan Shalat Dhuha (Terbitan Darul Uswah, Yogyakarta, 2013) yang ditulis oleh Ibrahim an-Naji dan diterjemahkan oleh Ahmad Suryana ini, diketengahkan syarat-syarat untuk dapat meraih pahala umrah dan haji yang sempurna itu.

🌿 Pertama, diawali dengan shalat shubuh berjamaah..

🌿 Kedua, duduk di tempat shalatnya sampai terbitnya matahari..

🌿 Ketiga, tidak mengerjakan perbuatan yang tidak bermanfaat..

🌿 Keempat, menyibukkan diri dengan berdzikir hingga waktu dibolehkannya shalat Dhuha..

Imam al-Ghazali menyebutkan amalan-amalan yang dilakukan di waktu antara subuh dan shalat Dhuha: berdoa, berzikir dengan tasbih, membaca al-Qur`an dan bertafakur.

🌿 Kelima, mengerjakan shalat Dhuha di tempat ia berzikir tersebut meski hanya dua rakaat..



Berbahagilah orang yang shalat Dhuha. Mengawali pagi dengan ibadah. Santapan ruhani yang menggenapkan semangat menjalani kehidupan dengan penuh keyakinaan dan tawakal. Dari awal hingga akhir menautkan diri kepada Allah yang Maha Kaya.

Barokallahu Fiiek...

6 Persoalan Hidup Menurut Al-Ghazali






Suatu hari, Imam Al Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu ia bertanya kepada mereka,

1. "Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?". Murid-muridnya ada yang menjawab orang tua, guru, teman, dan kerabatnya. Imam Ghozali menjelaskan semua jawaban itu benar. Tetapi menurut Imam Ghozali yang paling dekat dengan manusia adalah "mati". Sebab itu sudah janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati. (Lihat QS. Ali Imran ayat 185)

2. Lalu Imam Ghozali meneruskan pertanyaan yang kedua. "Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?". Murid -muridnya ada yang menjawab negara Cina, bulan, matahari, dan bintang-bintang. Lalu Imam Ghozali menjelaskan bahwa semua jawaban yang mereka berikan adalah benar. Tapi yang paling benar adalah "masa lalu". Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, tetap kita tidak bisa kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.

3. Lalu Imam Ghozali meneruskan dengan pertanyaan yang ketiga. "Apa yang paling besar di dunia ini?" . Murid-muridnya ada yang menjawab gunung, bumi, dan matahari. Semua jawaban itu benar kata Imam Ghozali. Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah "nafsu" (Al A'Raf 179). Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka.

4. Pertanyaan keempat adalah, "Apa yang paling berat di dunia ini?". Ada yang menjawab dengan jawaban, baja, besi, dan gajah. "Semua jawaban hampir benar," kata Imam Ghozali, "tapi yang paling berat adalah "memegang AMANAH" sebagaimana firman Allah dalam surat Al Ahzab ayat 72.
Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka untuk menjadi kalifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT, sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak bisa memegang amanahnya sendiri.
                
5. Pertanyaan yang kelima adalah , "Apa yang paling ringan di dunia ini?". Ada yang menjawab kapas, angin, debu, dan daun-daunan. Semua itu benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling ringan di dunia ini adalah meninggalkan sholat. Gara -gara pekerjaan kita tinggalkan sholat, gara -gara meeting kita tinggalkan sholat.

6. Lantas pertanyaan ke enam adalah, "Apakah yang paling tajam di dunia ini?". Murid-muridnya menjawab dengan serentak, pedang... Benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling tajam adalah "lidah manusia". Karena melalui lidah, manusia dengan gampangnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri.

Mudah2an bermanfaat sodaraku..

Kalimat indah dari Dr. Aid Al Qarni







نحن لا نملgك تغییر الماضي

Kita tdk bisa merubah yg telah terjadi

و لا رسم المستقبل ..

Juga tdk bisa menggariskan masa depan

فلماذا نقتل انفسنا حسرة

Lalu mengapa kita bunuh diri kita dgn penyesalan?

على شيئ لا نستطیع تغییره؟

Atas apa yg sdh tdk bisa kita rubah

الحیاه قصیرة وأهدافها كثيرة

Hidup itu singkat sementara targetnya banyak

فانظر الى السحاب
و لا تنظر الى التراب ..

Maka, tataplah awan dan jangan lihat ke tanah

اذا ضاقت بك الدروب
فعلیك بعلام الغیوب
و قل الحمدلله على كل شيئ

Kalau merasa jalan sdh sempit, kembalilah ke Allah Yang Maha Mengetahui yg ghaib!
Dan ucapkan alhamdulillah atas apa saja.

سفينة (تايتنك) بناها مئات الاشخاص

Kapal titanic dibuat oleh ratusan orang

وسفينة ( نوح ) بناها شخص واحد

Sedang kapal nabi Nuh dibuat hanya oleh satu orang

الأولى غرقت والثانية حملت البشرية

Tetapi, Titanic tenggelam... Sedang kapal Nabi Nuh menyelamatkan umat manusia

التوفيق من الله سبحانه وتعالى

Taufik hanya dari Allah Subhanahu wa Ta'ala

نحن لسنا السكان الأصليين
لهذا الكوكب الأرض !!
بل نحن ننتمي إلى ( الجنّة )

Kita bukanlah penduduk asli bumi, asal kita adalah surga..

حيث كان أبونا أدم
يسكن في البداية
لكننا نزلنا هنا مؤقتاً
لكي نؤدّي اختبارا قصيرا
ثم نرجع بسرعة ..

Tempat, dimana orang tua kita, Adam, tinggal pertama kali...
Kita tinggal di sini hanya untuk sementara...
Untuk mengikuti ujian lalu segera kembali...

فحاول أن تعمل ما بوسعك
لتلحق بقافلة الصالحين
التي ستعود إلى وطننا الجميل الواسع
و لا تضيع وقتك في هذا الكوكب الصغير

Maka berusahalah semampumu...
Untuk mengejar kafilah orang-orang shalih...
Yang akan kembali ke tanah air yang sangat luas...
Jangan sia-siakan waktumu di planet kecil ini...!!

الفراق: ليَس السفِر، ولا فراق الحب، حتىّ الموت ليس فراقاْ
سنجتمَع في الآخره
الفراق هو: أن يكون أحدنا في الجنه،
والآخر في النار

جعلني ربي واياكمَ من سكان جنته..

Perpisahan itu bukanlah karena perjalanan yang jauh...
Atau karena ditinggal orang tercinta...
Bahkan... kematian pun bukanlah perpisahan... sebab kita pasti akan bertemu di akhirat...

Perpisahan itu adalah...
Jika salah satu di antara kita di surga dan yang lain di neraka...

Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala menjadikan kita semua sebagai penghuni surga!!!

والحياه ما هي إلا قصة قصيرة !!
( من تراب . تراب . إلى تراب )
( ثم حساب . فثواب . أو عقاب )

Hidup ini adalah cerita pendek, dari tanah, di atas tanah, dan kembali ke tanah...

Lalu hisab (yang hanya menghasilkan dua kemungkinan); pahala atau siksa...

فعش حياتك لله - تكن أسعد خلق ﷲ
اللهم لك الحمد كما ينبغي لجلال وجهك وعظيم سلطانك

Maka, Hiduplah utk Allah niscaya kau akan jadi makhluk-Nya yang paling bahagia...

Ya Rabb utkmu segala puji yang layak utk kemuliaan wajah-Mu dan keagungan kekuasan-Mu...

PEMENANG KEHIDUPAN

Rabu, 17 September 2014






Suatu hari, dua orang sahabat menghampiri sebuah lapak untuk membeli buku dan majalah. Ternyata sang Penjual melayani dengan sikap buruk. Mukanya pun cemberut. Orang pertama jelas jengkel menerima layanan seperti itu. Yang mengherankan, orang kedua tetap enjoy, bahkan bersikap sopan kepada penjual itu. Lantas orang pertama itu bertanya kepada sahabatnya, "Hei. Kenapa kamu bersikap sopan kepada penjual yang menyebalkan itu?"

Sahabatnya menjawab, "Lho, kenapa aku harus mengizinkan dia menentukan caraku dalam bertindak? Kitalah sang penentu atas kehidupan kita, bukan orang lain."

"Tapi dia melayani kita dengan buruk sekali," bantah orang pertama. Ia masih merasa jengkel.

"Ya, itu masalah dia. Dia mau bad mood, tidak sopan, melayani dengan buruk, dan lainnya, toh itu nggak ada kaitannya dengan kita. Kalau kita sampai terpengaruh, berarti kita membiarkan dia mengatur dan mempengaruhi hidup kita. Padahal kitalah yang bertanggung jawab atas diri sendiri."

Sahabat Yg Luar Biasa..

Tindakan kita kerap dipengaruhi oleh tindakan orang lain kepada kita. Kalau mereka melakukan hal yang buruk, kita akan membalasnya dengan hal yang lebih buruk lagi. Kalau mereka tidak sopan, kita akan lebih tidak sopan lagi. Kalau orang lain pelit terhadap kita, kita yang semula pemurah tiba-tiba jadi sedemikian pelit kalau harus berurusan dengan orang itu.

Coba renungkan. Mengapa tindakan kita harus dipengaruhi oleh orang lain? Mengapa untuk berbuat baik saja, kita harus menunggu diperlakukan dengan baik oleh orang lain dulu? Jaga suasana hati. Jangan biarkan sikap buruk orang lain kepada kita menentukan cara kita bertindak! Pilih untuk tetap berbuat baik, sekalipun menerima hal yang tidak baik.

"Pemenang kehidupan" adalah orang yang tetap sejuk di tempat yang panas, yang tetap manis di tempat yang sangat pahit, yang tetap merasa kecil meskipun telah menjadi besar, serta tetap tenang di tengah badai yang paling hebat..

Bersabar di Depan Pintu Rahmat Allah

Rabu, 10 September 2014



# Manusia terkadang  berada dalam pusaran dosa dan kemaksiatan, karena rapuhnya iman dan ringkihnya ketaqwaan yang ia miliki, karena sungguh manusia bukanlah maksum yang senantiasa terjaga dari kesalahan dan bukan pula makhluq super yang senantiasa suci tingkah laku dan perbuatannya.

Walaupun manusia senantiasa tak luput dari kelamnya dosa dan pekatnya maksiat, tapi ia makhluq yg mempunyai Pencipta yang begitu luas rahmat dan kasih sayang-Nya kepada manusia yang senantiasa mengharap rahmat-Nya.

Inilah yang menjadikan ibadah hendaknya senantiasa bergandengan indah dengan mengetuk pintu Rahmat Alloh dalam doa dan munajat, karena pintu syurga bukanlah hanya didapat dari amalan harian, akan tetapi ia dimasuki dari rahmat yg Alloh berikan kepada hamba yg Ia kehendaki.

Maka siapapun yang bersabar ketika mengharap rahmat Alloh, maka ia akan mendapatkanya.

Al Fudhail bin 'Iyadh rahimahullah berkata:
"Aku belajar kesabaran dari seorang anak kecil. Suatu ketika aku pernah berjalan ke masjid. Aku mendapati seorang wanita di dalam rumahnya
sedang memukuli anaknya. Anak itu berteriak, lalu membuka pintu dan kemudian lari. Maka wanita itu pun mengunci pintu rumahnya... Tatkala aku pulang (dari masjid), aku (kembali)
memperhatikan. Aku mendapati anak itu telah tertidur di dekat daun pintu sesudah menangis beberapa saat. Dia sedang berharap belas kasihan ibunya. Maka luluhlah hati sang ibu lalu ia pun membukakan pintu untuk anaknya."

Kemudian Fudhail bin 'Iyadh rahimahullah
menangis sampai air matanya membasahi
jenggotnya. Beliau berkata:
"Kalaulah seorang hamba bisa bersabar di depan pintu (rahmat) Allah, niscaya Allah akan membukakan pintu itu untuknya."
Abu Darda' radhiyallahu berkata:
"Bersungguh-sungguhlah dalam memanjatkan doa, karena siapa yang banyak mengetuk pintu (rahmat Allah), niscaya pintu itu akan dibukakan untuknya." (Mushannaf Ibnu Abi Syaibah 6/22)

Barokallah fikum
La tansana min duaikum

Pilihan Allah adalah yang Terbaik

Minggu, 07 September 2014




Ketika kita menginginkan sesuatu dan memperolehnya maka kita hrs bersyukur kpd Dzat Pemberinya. Namun jika keinginan tsb belum kita peroleh maka seharusnyalah kita tetap bersyukur, krn boleh jadi di sana ada kebaikan yg kita tidak tahu.

Imam Ali bin Abi Thalib berkata:

قال على بن أبى طالب أطلب الشئ من الله فإن أعطانى إياه فرحت مرة واحدة وإن لم يعطنى إياه فرحت عشر مرات فالأولى اختيارى والثانية اختيارالله

"Saya minta sesuatu pd Allah. Jika Allah memberinya padaku, saya gembira sekali saja. Namun, jika Allah tidak memberinya pdku, saya gembira sepuluh kali lipat. Sebab, yg pertama itu pilihanku, sedangkan kedua itu pilihan Allah."

Allah swt berfirman :

ُوَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

"Dan boleh jadi apa yg kalian benci itu lebih baik bagi kalian. Dan boleh jadi apa yg kalian cintai itu lebih buruk bagi kalian. Dan Allah Maha Mengetahui sedangkan kalian tidak mengetahui." (QS Al Baqarah : 216)

Bersemangat mencari kebaikan di manapun dan kapanpun. Kuatkan iman kita pd keputusan dan takdir Allah SWT...

#tetap bersabar dan selalu bersyukur

Di Akhir Zaman, Islam Berperang dengan Arab?




Di Akhir Zaman, Kaum Muslim Nanti Akan
Berdamai Dengan Bangsa Rum
Dalam sebuah hadits yang panjang
Rosulullah Saw menjelaskan peristiwa ini:
“Kalian (kaum muslimin) akan mengadakan
perdamaian dengan Bangsa Rum dalam
keadaan aman. Lalu kalian akan berperang
bersama mereka melawan suatu musuh di
belakang mereka. Maka kalian akan selamat
dan mendapatkan harta rampasan perang.
Kemudian kalian akan sampai ke sebuah
padang rumput yang luas dan berbukit
bukit. Maka berdirilah seorang laki laki dari
kaum Rum lalu ia mengangkat tanda Salib
dan berkata, ‘Salib telah menang’. Maka
datanglah kepadanya seorang lelaki dari
kaum muslimin, lalu ia membunuh laki laki
Rum tersebut. Lalu kaum Rum berkhianat
dan terjadilah peperangan, dimana mereka
akan bersatu menghadapi kalian di bawah
80 bendera, dan di bawah tiap tiap bendera
terdapat dua belas ribu tentara”. [HR.
Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah]
Dan Rasulullah Saw juga bersabda, “Kalian
akan memerangi Jazirah Arab, maka Allah
akan menaklukkannya untuk kalian.
Kemudian kalian akan memerangi Bangsa
Persia, maka Allah menaklukkannya untuk
kalian. Kemudian kalian akan memerangi
Bangsa Romawi, maka Allah menaklukannya
untuk kalian. Kemudian kalian akan
memerangi Dajjal, maka Allah pun
mengalahkannya untuk kalian”. [HR.
Muslim]
Mungkin dari hadits kedua tersebut banyak
dari kita seakan tidak habis pikir dan
menimbulkan pertanyaan, kenapa Arab
harus di perangi?? (padahal Islam berasal
dari sana yaitu Bangsa Arab) padahal, hari
ini sepertinya Arab adalah Negri negri yang
sangat Islami . Beberapa penulis
kontemporer mencoba menjawab dari hadits
tersebut (yang tentunya di lihat dengan
realitas di lapangan dan membuat satu
kesimpulan akan kebenaran hadits tersebut
dan kebenaran nubuwah kenabian) bahwa
negara negara Arab telah di kuasai oleh
undang undang kafir dan loyal terhadap
orang orang kafir. Oleh sebab inilah Arab
diperangi. Fakta di lapangan pun mengarah
kesana.
Banyak para ulama’ yang aqidahnya lurus
dan vokal dalam menyuarakan kebenaran di
penjarakan oleh rezim setempat (di penjara
penjara rahasia). Mereka bergandeng tangan
dengan orang kafir dalam slogan ‘Perang
Terhadap Terorisme’, padahal sejatinya hal
itu dilakukan agar pemerintahannya itu tidak
di goyang dan di lengserkan oleh orang
orang yang aqidahnya lurus (yang
menginginkan syari’at Allah tegak di muka
bumi). Sedangkan kesalahan awal yang di
perbuat pemimpin arab dan berbuntut
hingga hari ini adalah mengundang
kekuatan kafir masuk ke jazirah Arab ketika
perang Irak-Kuwait.
Sehingga sampai sekarang sedikit demi
sedikit kerusakannya kian kelihatan.
Kalaupun hukum Islam masih ada dan
berjalan itupun hanya sebagian kecil saja
dan untuk menutupi kebobrokan yang ada
di dalamnya. Ada sebagian ulama’
kontemporer mencoba memberikan
analisanya tentang di peranginya Bangsa
Persia (iran). Mengapa mereka di perangi??
Karena umumnya Bangsa Persia saat ini
menganut aqidah Syi’ah. Yang mana para
Ulama’ salaf dan menurut aqidah ahlus
sunnah wal jama’ah syi’ah bukan bagian
dari Islam dan sudah keluar dari Islam.
Oleh karena itu kenapa kita bisa melihat di
media bahwa mujahidin yang ada di Irak
ikut melibas orang orang Syi’ah
sebagaimana mujahidin melibas orang
orang kafir, karena syi’ah adalah sekte
tersendiri di luar Islam (dengan mengatas
namakan Islam). Yang mana sekarang ini
mereka (orang orang Syi’ah) sedang
menggalang kekuatan membentuk Persia
Raya (sebagaimana orang Yahudi juga
membentuk Israel Raya karena, NB : mereka
diam -diam juga meyakini kebenaran
nubuwah kenabian dan hal itu bakal terjadi).
Sedangkan Bangsa Rumawi yang akan
berdamai dengan Umat Islam nantinya
adalah Amerika dan Barat sdangkan menurut
prediksi SHEIKH IMRAN HUSEIN, RUM yg
dimaksud adalah ROMAWI BYZANTIUM
(kristen ortodox) umat islam nantinya akan
berdamai dan bersekutu dengan RUSIA .
Yang hal tersebut bersifat sementara, yang
pada akhirnya juga akan berperang dengan
mereka, yang mana hal itu terus
berlangsung hingga turunnya Dajjal dan
Umat Islam memerangi Dajjal.

Pesan Kemerdekaan RI ke 69

Sabtu, 16 Agustus 2014



Kira2…saat dahulu mujahidin Indonesia berjuang mengusir penjajah, apakah teriakan takbir yg kerap mrk lantangkan ataukah teriakan merdeka?

Kira2…nilai2 apakah yg paling ampuh menggelorakan semngat juang para mujahid saat mengusir penjajah? nilai agama atau nasionalisme..?

Kira2 .... tokoh2 inspirator perjuangan mengusir penjajah di berbagai pelosok tanah air, ulama atau artis..?

Kira2…negara2 mana yg sngat tulus menginginkn kemerdekaan bangsa kita saat itu…negeri2 Islam atau negeri2 imperialis salibis?

Kira2…jargon para mujahid kita saat mengusir penjajah dahulu… “merdeka ataoe mati” atau “hidup mulia atau mati syahid”…?

Kira2…inpirasi perjuangan para mujahid kita mengusir penjajah didapt sepulang mereka dari Mekah atau dari Washington dan London?

Kira2..basis2 perjuangan para mujahid kt saat mengusir penjajah, masjid atau night club? pesantren atau bioskop? surau atau discotic?

Kira2… yang paling cepat merespon seruan jihad mengusir penjajah saat itu santri apa anak band?

Kira2… yang kini paling diharapkan arwah para mujahid pengusir penjajah, lantunan doa tulus atau nyanyian dn joget di panggung dangdut…?

Status ini bkn utk mengungkit maslh SARA… hanya agar diketahui bhw tanpa Islam dan kaum muslimin…negeri ini bukan apa2..

Maka.. ironis dan ahistoris, jk setelah merdeka, teriakan takbir menjadi asing dan ditakuti, sedangkan nilai2 agama justeru dicurigai..

Maka, ironis dn ahistoris, jk setelah merdeka bukannya membesarkan Allah, tapi justru mengagungkan materi dn menjadi kacung imperialis…

Maka, adalah ironis & ahistoris jk setelah merdeka pr ulama yg menjadi inspirator jihad melawan penjajah diabaikan bahkn dilecehkan…

Preseden buruk Bani Israel, ingin merdeka dr Fir’aun, minta pertolongan Allah&NabiNya. Setelah merdeka, Allah diingkari Nabinya pun dimusuhi...

Selamat merdeka negeriku, moga kau makin sadar, darimana, apa, bagaimana dan untuk apa kemerdekaan itu….!!

SUNNAH-SUNNAH DI HARI RAYA

Minggu, 27 Juli 2014



1. Mandi Sebelum Berangkat Shalat
2. Memakai pakaian terbaik dan minyak wangi. Untuk wanita dilarang memakai wewangian dan hanya boleh dipakai untuk suaminya.
3. Makan terlebih dahulu sebelum shalat Idul Fitri. Adapun pada hari raya Idul Adha disunnahkan untuk tidak makan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan sholat.
4. Pergi menuju lapangan tempat pelaksanaan shalat Ied. Lebih utama melaksanakan sholat Ied di tanah lapang ketimbang di masjid. Karena Rasulullah tidak pernah melaksanakan sholat Ied didalam masjid kecuali saat hujan. Namun dibolehkan untuk mlakukannya di masjid bila tidak menemukan tanah lapang.
5. Bertakbir saat berjalan menuju masjid.
6. Bagi kaum wanita dan anak anak dianjurkan keluar menuju tanah lapangan untuk menghadiri sholat Ied dan mendengarkan khutbah.
7. Melaksanakan Sholat Ied
8. Mendengarkan khutbah
9. Berangkat dan Pulang melewati jalanyang berbeda.
10. Mengucapkan selamat hari raya.
“taqabbalallahu minna wa minka”
11. Bersenang-senang dan bergembira dengan mengadakan pesta atau permainan yang halal mubah

Catatan:
Hindari ikhtilat (bercampur baur) atau berjabat tangan dengan wanita yang bukan mahram. Karena hal tersebut termasuk hal yang diharamkan secara syar’i berdasarkan sabdanya:
“Ditusukkan jarum besi diatas kepala salah seorang di antara kalian, jauh lebih baik katimbang ia menyentuh wanita yang bukan mahramnya.”

Demikin semoga bermanfaat.

Taqabbalallhu minna wa minkum taqabbal yaa kariim

اللَّهُـــمَّے صَــلِّے عَلَــى سَــــيِّدِنَا مُحَـــمَّدٍ و عَلَــى آلِے سَـــــيِّدِنَا مُحَـــــــمَّد

Makanan Mukmin Menjelang Ad-Dajjal Keluar

Kamis, 17 Juli 2014


Ihsan Tandjung – Kamis, 19 Ramadhan 1435 H / 17 Juli 2014 11:23 WIB

Di dalam bukunya yang berjudul “Kisah Dajjal dan Turunnya Nabi Isa ‘alahissalam Untuk Membunuhnya”, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah menulis sebagai berikut:

“Asma’ berkata, “Akan tetapi mereka tidak mendapatkan apa-apa sehingga aku khawatir terkena musibah kelaparan, dan apa yang bisa dimakan oleh kaum mukmin pada waktu itu?” Jawab Nabi صلى الله عليه و سلم :

يَجْزِيهِمْ مَا يَجْزِي أَهْلَ السَّمَاءِ

“Allah سبحانه و تعالى mencukupkan kepada mereka dengan makanan yang diberikan kepada penduduk langit (Malaikat).” (HR. Ahmad No. 26298)

Asma’ berkata, “Wahai Nabi Allah, bahwasanya Malaikat tidak makan dan tidak minum.” Jawab Nabi صلى الله عليه و سلم :

“Akan tetapi mereka membaca tasbih dan mensucikan Allah سبحانه و تعالى , dan itulah makanan dan minuman kaum beriman saat itu, tasbih dan taqdis.” (HR. Abdul Razzaq, ath-Thayalisi, Ahmad, Ibnu Asakir. Ibnu Katsir berkata, “Isnad ini merupakan isnad yang tidak ada cacat (laa ba’sa bihi).” (“Kisah Dajjal”—Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani; Pustaka Imam Asy-Syafi’i; hlm. 94-95)

Yang dimaksud oleh Asma’ binti Yazid Al-Anshariyyah dengan “mereka tidak mendapatkan apa-apa sehingga aku khawatir terkena musibah kelaparan” ialah saat menjelang Ad-Dajjal keluar untuk menebar fitnah di tengah ummat manusia. Khususnya di dalam suatu hadits yang juga dijelaskan oleh Syaikh Al-Albani sebagai berikut:

“Sesungguhnya tiga tahun sebelum kemunculan Ad-Dajjal, di tahun pertama, langit menahan sepertiga air hujannya, bumi menahan sepertiga hasil tumbuhannya, dan di tahun kedua, langit menahan dua pertiga air hujannya, dan bumi juga menahan dua pertiga hasil tanamannya. Dan di tahun ketiga langit menahan seluruh yang ada padanya dan begitu pula bumi, sehingga binasalah setiap yang memiliki gigi pemamah dan kuku.” (“Kisah Dajjal”— Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani; Pustaka Imam Asy-Syafi’i; hlm. 92)

Jika Nabi صلى الله عليه و سلم menyatakan bahwa “sehingga binasalah setiap yang memiliki gigi pemamah dan kuku”, itu berarti setiap hewan yang memberikan protein utama bagi manusia menjadi punah. Seperti di antaranya ialah: kambing, domba, sapi, kerbau dan onta. Dan sebab itulah Asma’ menjadi khawatir apa yang bakal menjadi makanan kaum beriman di masa itu. Lalu Nabi صلى الله عليه و سلم menjelaskan bahwa makanan kaum mukmin di masa itu ialah makanan penghuni langit, yaitu para malaikat. Dalam hal ini berupa tasbih dan taqdis.

Masya Allah…! Nabi صلى الله عليه و سلم memberi tahu kita yang hidup di masa menjelang datangnya puncak fitnah, yakni Ad-Dajjal, bahwa jenis makanan orang beriman adalah semisal dengan makanan para malaikat. Bayangkan…! Betapa pentingnya kedudukan dan peranan dzikrullah di masa fitnah menjelang hadirnya Ad-Dajjal. Sedemikian pentingnya mengingat Allah سبحانه و تعالى (dzikrullah) sehingga jika dilakukan dengan baik dan benar, maka ia dapat menggantikan fungsi makanan, khususnya protein, yang pada masa itu menjadi barang langka jika tidak bisa dikatakan musnah sama sekali.

Maka saudaraku, alangkah pentingnya ummat Islam sejak sekarang sudah melatih diri dan keluarganya untuk melakukan dzikrullah yang berkualitas dan sebanyak mungkin. Baik dzikrullah yang formal, seperti sholat lima waktu yang hukumnya fardhu ‘ain, maupun dzikrullah yang non-formal seperti berbagai wirid yang dianjurkan oleh Rasulullah صلى الله عليه و سلم . Pantas bilamana Allah سبحانه و تعالى menurunkan ayat khusus berisi perintah untuk dzikrullah sebanyak mungkin.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلا

“Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” (QS. Al-Ahzab [33] : 41-42)

Bila ummat Islam sudah membiasakan sejak dini berdzikir mengingat Allah سبحانه و تعالى sebanyak mungkin dan diiringi dengan kualitas pelaksanaan yang bermakna, niscaya perlahan tapi pasti kegiatan dzikrullah akan menjadi suatu kebutuhan bagi ruhani mukmin laksana makanan dan protein yang dibutuhkan oleh tubuh. Jadi, sejak sekarang setiap mukmin perlu meningkatkan kualitas dan kuantitas dzikrullah sebab kita tidak tahu kapan tiga tahun sulit menjelang keluarnya Ad-Dajjal datang. Lebih baik mempersiapkan diri dan keluarga sedini mungkin daripada terlambat.

Alhamdulillah, kita bersyukur Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم memberi tahu beberapa pesan khusus mengenai wirid yang berkaitan dengan fitnah Ad-Dajjal, seperti:

مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْفِ عُصِمَ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ

“Barangsiapa menghafal sepuluh ayat pertama surah Al-Kahfi, ia terlindungi dari fitnah Dajjal.” (HR. Abu Dawud)

من قرأ سورة الكهف كما أنزلت كانت له نورا يوم القيامة من مقامه إلى مكة ومن قرأ عشر آيات من آخرها ثم خرج الدجال لم يضره

“Barangsiapa membaca surah Al-Kahfi sebagaimana diturunkan, maka baginya cahaya di hari Kiamat dari tempatnya hingga Mekkah, dan barangsiapa membaca sepuluh ayat terakhir surah Al-Kahfi lalu Ad-Dajjal keluar, maka Ad-Dajjal tidak akan dapat memudharatkannya.” (Dishahihkan oleh Al-Albani)

إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنْ أَرْبَعٍ يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

Jika salah seorang diantara kalian ber-tasyahud (dalam sholat), hendaklah meminta perlindungan kepada Allah سبحانه و تعالى dari empat perkara dan berdoa, “ALLAHUMMA INNI A’UUDZUBIKA MIN ‘ADZAABI JAHANNAMA WAMIN ‘ADZAABIL QABRI WAMIN FITNATIL MAHYAA WAL MAMAAT WAMIN SYARRI FITNATIL MASIIHID DAJJAL (Ya Allah, saya berlindung kepada-Mu dari siksa jahannam dan siksa kubur, dan fitnah kehidupan dan kematian, serta keburukan fitnah Al-Masih Ad-Dajjal).” (HR. Muslim No. 924)

Yahudi atau Israel

Rabu, 16 Juli 2014


Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan kepada kita, agar selalu menjaga lisan. Anggota badan yang satu ini, bisa jauh lebih berbahaya dari pada tangan dan kaki. Karena lepas kontrol lisan, bisa menyebabkan dia terjerumus ke neraka jahanam. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan,

وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لاَ يُلْقِى لَهَا بَالاً يَهْوِى بِهَا فِى جَهَنَّم

Sesungguhnya ada seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan murka Allah, diucapkan tanpa kontrol akan tetapi menjerumuskan dia ke neraka.” (HR. Bukhari 6478)

Al-Hafidz Ibn Hajar mengatakan dalam Fathul Bari ketika menjelaskan hadis ini, yang dimaksud diucapkan tanpa kontrol adalah tidak direnungkan bahayanya, tidak dipikirkan akibatnya, dan tidak diperkirakan dampak yang ditimbulkan. Hal ini semisal dengan firman Allah ketika menyebutkan tentang tuduhan terhadap Aisyah:

وَتَحْسَبُونَهُ هَيِّنًا وَهُوَ عِنْد اللَّه عَظِيم

“Mereka sangka itu perkara ringan, padahal itu perkara besar bagi Allah.” (QS. An-Nur: 15)

Yahudi Bukan Israel

Seolah telah menjadi konvensi dunia, bangsa yahudi yang menjajah Palestina bernama Israel. Termasuk mereka yang sangat memusuhi yahudi, juga menyebut negara ini dengan israel.

Sebelumnya kita perlu memperhatikan bahwa ISRAEL adalah nama lain dari seorang Nabi yang mulia, keturunan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam yaitu Nabi Ya’qub ‘alaihis salam. Allah ta’ala berfirman:

كُلُّ الطَّعَامِ كَانَ حِلًّا لِبَنِي إِسْرَائِيلَ إِلَّا مَا حَرَّمَ إِسْرَائِيلُ عَلَى نَفْسِهِ مِنْ قَبْلِ أَنْ تُنَزَّلَ التَّوْرَاةُ

“Semua makanan adalah halal bagi Bani Israil melainkan makanan yang diharamkan oleh Israel untuk dirinya sendiri sebelum Taurat diturunkan.” (QS. Ali Imran: 93)

Israel yang pada ayat di atas adalah Nabi Ya’qub ‘alaihis salam. Dan nama ini diakui sendiri oleh orang-orang yahudi, sebagaimana disebutkan dalam hadis dari Ibn Abbas radhiallahu ‘anhu,

“Sekelompok orang yahudi mendatangi Nabi untuk menanyakan empat hal yang hanya diketahui oleh seorang nabi. Pada salah satu jawabannya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan:

هَلْ تَعْلَمُونَ أَنَّ إِسْرَائِيلَ يَعْقُوبَ عَلَيْهِ السَّلَامُ مَرِضَ مَرَضًا شَدِيدًا فَطَالَ سَقَمُهُ، فَنَذَرَ لِلَّهِ نَذْرًا لَئِنْ شَفَاهُ اللهُ مِنْ سَقَمِهِ، لَيُحَرِّمَنَّ أَحَبَّ الشَّرَابِ إِلَيْهِ، وَأَحَبَّ الطَّعَامِ إِلَيْهِ

“Apakah kalian mengakui bahwa Israil yaitu Ya’qub ‘alaihis salam, pernah sakit keras dan lama, lalu beliau bernadzar, jika Allah menyembuhkannya maka akan mengharamkan makanan dan minuman yang paling beliau sukai?

Para Yahudi menjawab: “Ya, betul.” (HR. Ahmad dalam al-Musnad 2471 dan dihasankan Syuaib al-Arnauth).

Arti kata ‘Israel’

Kata “Israil” merupakan susunan dua kata israa dan iil yang dalam bahasa arab artinya shafwatullah (kekasih Allah). Ada juga yang mengatakan israa dalam bahasa arab artinya ‘abdun (hamba), sedangkan iil artinya Allah, sehingga Israil dalam bahasa arab artinya ‘Abdullah (hamba Allah). (Simak Tafsir At Thabari dan Al Kasyaf untuk surat Al Baqarah ayat 40)

Ketika penamaan itu tanpa konsekuensi, mungkin masalahnya lebih ringan. Namun nama tidak hanya sebatas nama. Masyarakat menggunakan nama ini untuk konteks konflik.

”Biadab Israil… Israil bangsat… Keparat Israil… Israil membantai kaum muslimin… penyerangan Israil ke Palestina… Israil penjajah dunia…. dst.

Kita sangat yakin, maksud mereka bukan dalam rangka menghina nabi Ya’qub ’alaihis salam, namun tidak selayaknya dilakukan karena beberapa pertimbangan,

Pertama, Allah menyebut yahudi dalam al-Quran dengan dua nama; Yahudi dan Bani Israil.

Sebagai mukmin yang baik, kita selayaknya lebih mengedepankan istilah yang Allah gunakan dari pada istilah buatan manusia. Karena ini termasuk bentuk menjaga keotentikan syiar islam.

Dalam bahasa arab, waktu sepertiga malam yang awal dinamakan ‘atamah. Orang arab badui di masa Nabi terbiasa menamai shalat Isya’ dengan nama waktu pelaksanaan shalat isya’ yaitu shalat ‘atamah. Kebiasaan ini kemudian diikuti oleh para sahabat radhiyallahu ‘anhum dengan menamakan shalat isya’ dengan shalat ‘atamah. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang mereka,

لا يغلبنكم الأعراب على اسم صلاتكم فإنها العشاء إنما يدعونها العتمة لإعتامهم بالإبل لحلابها

“Janganlah kalian ikut-ikutan orang arab badui dalam menamai shalat kalian, sesungguhnya dia adalah shalat Isya’, sedangkan orang badui menamai shalat isya dengan ‘atamah karena mereka mengakhirkan memerah susu unta sampai waktu malam.” (HR. Ahmad 4688, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Al-Qurthuby mengatakan: “Agar nama shalat isya’ tidak diganti dengan nama selain yang Allah berikan, dan ini adalah bimbingan untuk memilih istilah yang lebih utama bukan karena haram digunakan …” (‘Umdatul Qori Syarh Shahih Bukhari, al-‘Aini)

Demikianlah yang dilakukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam menjaga istilah yang Allah sebutkan dalam al-Quran. Meskipun istilah itu tidak mengandung konsekuensi yang sangat buruk. Hanya saja, itu kurang utama.

Anda bisa bayangkan, bagaimana dengan pengalihan nama yahudi menjadi israel, yang bisa dipastikan mengandung konsekuensi yang buruk.

Disamping itu, sejatinya, pengalihan ini bagian dari konspirasi yahudi terhadap dunia. Karena semua orang paham, bahwa kata ’yahudi’ dalam al-Quran telah dicela habis oleh Allah. Sehingga mereka tutupi kehinaan nama asli mereka YAHUDI dengan nama Bapak mereka yang mulia, Nabi Israel ‘alaihis salam.

Kedua, bahwa penghinaan semacam ini bisa saja dianggap salah sasaran.

Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdakwah di Mekkah, orang-orang musyrikin Quraisy mengganti nama Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan Mudzammam (manusia tercela) sebagai kebalikan dari nama asli Beliau Muhammad (manusia terpuji). Mereka gunakan nama Mudzammam ini untuk menghina dan melaknat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mudzammam gila, Mudzammam tukang sihir, dst. Dan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak merasa dicela dan dilaknat. Karena yang dicela dan dilaknat orang-orang kafir adalah “Mudzammam” bukan “Muhammad”. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ألا تعجبون كيف يصرف الله عني شتم قريش ولعنهم يشتمون مذمماً ويلعنون مذمماً وأنا محمد

“Tidakkah kalian heran, bagaimana Allah mengalihkan laknat dan celaan orang Quraisy kepadaku. Mereka mencela dan melaknat Mudzammam sedangkan aku Muhammad.” (HR. Ahmad 7331, Bukhari 3533, dan Nasai 3438)

Meskipun maksud orang Quraisy adalah mencela Nabi, namun karena yang digunakan bukan nama Nabi Muhammad maka Beliau menganggap itu bukan penghinaan untuknya. Sebaliknya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutnya sebagai bentuk mengalihkan penghinaan terhadap dirinya.

Bisa jadi orang-orang Yahudi tidak merasa terhina dan dijelek-jelekkan. Nama asli mereka yahudi bukan Israel. Sementara yang dicela bukan nama mereka namun nama Nabi Ya’qub ‘alaihis salam.

Ketiga, Allah melarang para sahabat untuk menggunakan kalimat yang disalah gunakan oleh Yahudi ketika memanggil Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَقُولُوا رَاعِنَا وَقُولُوا انْظُرْنَا وَاسْمَعُوا وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu katakan (kepada Muhammad): “Raa’ina”, tetapi Katakanlah: “Unzhurna”, dan “dengarlah”. dan bagi orang-orang yang kafir siksaan yang pedih. (QS. Al-Baqarah: 104)

Kata raa’ina memiliki dua kemungkinan makna,

Diturunkan dari kata raa’a – yuraa’i yang artinya perhatikan. Sehingga raa’ina bermakna perhatikanlah kondisi dan keadaan kami.
Diturunkan dari kata ru’unah, yang artinya orang tolol. Sehingga kata raa’ina bermakna ’orang tolol di kalangan kami.’
Para sahabat ketika bergaul bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mereka memohon agar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memperhatikan kemampuan mereka dalam menangkap pelajaran dan hadis dari beliau. Merekapun mengatakan ’ya Rasulullah, raa’ina’. Ya Rasulullah, perhatikanlah kami.

Namun ternyata kebiasaan ini dimanfaatkan oleh orang yahudi untuk menghina Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka turut mengatakan, ”Ya Muhammad, raa’ina.” maksud mereka, Hai Muhammad, orang tolol di kampung kami.

Kemudian Allah melarang para sahabat untuk menggunakan kalimat ini, sebagai gantinya Allah perintahkan mereka untuk menggunakan kalimat undzurnaa, yang maknanya sama.

Pelajaran yang bisa kita ambil, bahwa ketika ada sebuah kalimat yang ambigu, bisa bermakna baik dan bisa sebaliknya, bermakna buruk, kita dilarang untuk menggunakannya, dan diarahkan untuk menggunakan kata lain yang sepadan sebagai gantinya.

Jelas maksud mereka adalah dalam rangka menghina Yahudi Zionis. Namun ketika kalimat penghinaan semacam ini tidak lepas dari unsur penghinaan terhadap Nabi Israel, tidak selayaknya kita gunakan.

Keempat, Allah juga melarang seseorang mengucapkan sesuatu, yang itu menjadi pemicu munculnya sesuatu yang haram.

Allah melarang kaum muslimin untuk menghina tuhan orang-orang musyrikin, karena akan menyebabkan mereka membalas penghinaan ini dengan menghina Allah ta’ala. Allah berfirman:

وَلَا تَسُبُّوا الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ فَيَسُبُّوا اللَّهَ عَدْوًا بِغَيْرِ عِلْمٍ

“Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa ilmu.” (QS. Al An’am: 108)

Menghina sesembahan orang musyrik pada asalnya boleh atau bahkan disyari’atkan. Namun

Allah ta’ala melarang kaum muslimin malakukan hal ini, karena bisa menjadi sebab orang musyrik menghina Allah subhanahu wa ta’ala.

Kita sangat yakin, tidak mungkin para sahabat radhiyallahu ‘anhum yang menyaksikan turunnya ayat ini, memiliki niatan sedikitpun untuk menghina Allah ta’ala. Maka bisa kita bayangkan, jika ucapan yang menjadi sebab celaan terhadap kebenaran secara tidak langsunghukumnya dilarang, bagaimana lagi jika celaan itu keluar langsung dari kaum muslimin meskipun mereka tidak berniat untuk menghina Nabi Israil ‘alaihis salam.

Kelima, nama israel adalah nama pujian

Karena ini nama seorang nabi. Dan secara makna bahasa, israel berarti kekasih Allah atau hamba Allah. Karena itu, di masa silam, kaum muslimin menggunakan nama ini untuk anaknya. Ada seorang ulama ahli hadis, tsiqah (terpercaya), hafalannya kuat, dan termasuk perawi dalam kutub sittah. Beliau bernama Israil bin Yunus as-Suba’i. Biografi beliau disebutkan adz-Dzahabi dalam Siyar A’lam an-Nubala, 7/355.

Anda bisa menimbang, layakkah manusia yahudi mendapatkan nama indah israel?

Semoga Allah selalu membimbing kita untuk tidak mengucapkan kecuali yang tepat dan benar.

Demikian, Allahu a’lam.

Tidak Benar, Nabi Muhammad Dijamin Masuk Surga?


Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Sehubungan dengan acara tafsir al-misbah di Metro TV pd tgl 12 juli 2014. Bp. Quraish Shihab mengatakan “Tidak benar bahwa Nabi Muhammad sudah dapat jaminan surga dari Allah S.W.T”. Mohon penjelasannya.

Salam,
Dari Roy

Jawaban:

Wa'alaikumus salam wa rahmatullah

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,

Surga adalah hak prerogatif Allah. Dialah satu-satunya yang berhak menentukan, siapa yang akan masuk surga. Akan tetapi, jika Allah telah menegaskan melalui firman-Nya atau melalui hadis Rasul-Nya bahwa ada beberapa orang yang dijamin masuk surga, apakah hal ini akan kita ingkari??

Terdapat sangat banyak dalil yang menunjukkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dijamin masuk surga. Baik dalil al-Quran maupun hadis. Berikut hanya beberapa diantaranya,

Firman Allah,

إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا (1) لِيَغْفِرَ لَكَ اللَّهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ وَيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكَ وَيَهْدِيَكَ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا (2) وَيَنْصُرَكَ اللَّهُ نَصْرًا عَزِيزًا

Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu (Muhammad) kemenangan yang nyata, Supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus, dan supaya Allah menolongmu dengan pertolongan yang kuat (banyak). (QS. Al-Fath: 1 – 3).

Allah memberi jaminan mengampuni semua dosa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah lewat dan yang akan datang. Jaminan ini diberikan oleh Allah ketika beliau masih hidup, bersamaan dengan Allah berikan kepada beliau kemenangan yang nyata.

Allah juga berfirman,

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا. ذَلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللَّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ عَلِيمًا

Barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui. (QS. An-Nisa: 69 – 70)

Para nabi, para shiddiqin, para syuhada, dan orang-orang shaleh, mereka di surga.

Memang, untuk manusia SELAIN nabi, kita tidak bisa memastikan apakah si A itu orang sholeh di sisi Allah atakah bukan.

Tapi untuk nabi, kita wajib memastikan. Karena bagian dari rukun iman adalah iman kepada para nabi. Dan tidak mungkin iman ini bisa terwujud, sementara kita tidak tahu siapa saja yang menjadi nabi. Dan siapapun yang termasuk nabi, dia dijamin masuk surga. Tentu saja Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam termask di dalamnya, karena beliau nabi terbaik.

Allah juga berfirman,

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ

”Sesunguhnya Aku berikan kepadamu al-Kautsar.”

Mengenai tafsir al-Kautsar, disebutkan dalam hadis dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, bahwa suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terbangun dari tidur sambil tersenyum.

‘Apa yang membuat anda tertawa, wahai Rasulullah?’ tanya kami.

“Baru saja turun kepadaku satu surat.” kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca surat al-Kautsar hingga selesai.

”Tahukah kalian, apa itu al-Kautsar?” tanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

”Hanya Allah dan Rasul-Nya yang tahu.” Jawab kami.

Kemudian beliau bersabda,

فَإِنَّهُ نَهْرٌ وَعَدَنِيهِ رَبِّي فِي الْجَنَّةِ، آنِيَتُهُ أَكْثَرُ مِنْ عَدَدِ الْكَوَاكِبِ

“Itu adalah sungai, Allah janjikan untuk diberikan kepadaku di Surga. Jumlah gayungnya sebanyak bintang..” (HR. Muslim 400, Ahmad 11996, Nasai 904, Abu Daud 784, dan yang lainnya).

Ayat dan hadis di atas sangat jelas bahwa beliau dijamin masuk surga. Apa gunanya janji diberi sesuatu di surga, sementara beliau belum dijamin masuk surga.

Di samping itu, hadis yang sangat tegas bahwa beliau dijamin masuk surga adalah hadis dari Said bin Zaid radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, menyebutkan daftar sahabat yang masuk surga,

النَّبِيُّ فِي الْجَنَّةِ، وَأَبُو بَكْرٍ فِي الْجَنَّةِ، وَعُمَرُ فِي الْجَنَّةِ، وَعُثْمَانُ فِي الْجَنَّةِ، وَعَلِيٌّ فِي الْجَنَّةِ…

”Nabi di surga, Abu Bakr di surga, Umar di surga, Utsman di surga, Ali di surga….”

(HR. Ahmad 1631, Abu Daud 4649, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Kemudian hadis dari Sahl bin Sa’d radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَنَا وَكَافِلُ اليَتِيمِ فِي الجَنَّةِ هَكَذَا» وَقَالَ بِإِصْبَعَيْهِ السَّبَّابَةِ وَالوُسْطَى

“Saya bersama orang yang nanggung anak yatim di dalam surga seperti ini.”

Beliau berisyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah. (HR. Bukhari 6005, Abu Daud 5150, dan yang lainnya)

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّهُ لا يُدْخِلُ أَحَدًا الجَنَّةَ عَمَلُهُ
قَالُوا: وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «وَلا أَنَا، إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِي اللَّهُ بِمَغْفِرَةٍ وَرَحْمَةٍ»

“Tidak ada seorangpun yang dimasukan surga oleh amalnya.”

Para sahabat bertanya, “Termasuk anda, wahai Rasulullah?”

“Termasuk saya, hanya saja Allah meliputiku dengan ampunan dan rahmatnya.” (HR. Bukhari 6467, Ahmad 15236).

Hadis ini menunjukkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mendapatkan jaminan surga, karena Allah meliputi beliau dengan ampunan dan rahmatnya, yang dengan itu beliau dijamin masuk surga.

Semoga Allah menyelamatkan kita dari kesesatan pemikiran orang liberal, pembela syiah, yang menghina islam dan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Allahu a’lam.

Dijawab oleh: Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)

SEMAKIN RENDAH SEMAKIN TINGGI


Ibnu Taimiyyah -rahimahullah- berkata:

Semakin seorang hamba tunduk, hina, dan butuh kepada Allah maka ia semakin dekat kepada-Nya dan semakin tinggi kedudukannya di sisi-Nya.

Maka orang yang paling berbahagia adalah orang yang paling tinggi peribadatannya kepada Allah.

Adapun terhadap makhluk (orang lain) maka sebagaimana yang dikatakan:

✒ Butuhlah kepada siapa saja yang kau kehendaki maka jadilah engkau tawanannya
✒ Cukupkanlah dirimu dari siapa saja yang kau kehendaki maka engkau semisal dengannya
✒ Berbuat baiklah kepada siapa saja yang kau kehendaki maka engkau akan menjadi pemimpinnya

Maka seorang hamba sangat tinggi kedudukannya dan sangat dihormati oleh masyarakat jika ia sama sekali tidak butuh kepada mereka.

Jika engkau berbuat baik kepada mereka sedangkan engkau tidak butuh kepada mereka maka engkau sangat mulia dan dihormati oleh mereka.

Kapan saja engkau butuh kepada mereka -meskipun hanya seteguk air- maka berkuranglah kedudukanmu seiring dengan kadar kebutuhanmu kepada mereka.

Karenanya tatkala Hatim al-Ashom ditanya:
"Bagaimanakah selamat dari manusia?", ia berkata, "Engkau memberikan kebaikan kepada mereka, dan engkau tidak mengharap sesuatu pun dari mereka".

(Majmu al-Fataawaa 1/39)

Sebuah Surat Dari Jalur Ghaza

Jumat, 11 Juli 2014

Seluruh isi surat ini telah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia dari Bahasa Arab, yang dikirim oleh seseorang bernama Abdullah Al Ghaza yang Mengaku dari Gaza City-Jalur Gaza melalui surat elektronik (Email) dan artikel diterbitkan oleh Buletin Islami

“Untuk saudaraku di Indonesia, mengapa saya harus memilih dan mengirim surat ini untuk kalian di Indonesia. Namun jika kalian tetap bertanya kepadaku, kenapa? Mungkin satu-satunya jawaban yang saya miliki adalah karena negri kalian berpenduduk muslim terbanyak di punggung bumi ini, bukan demikian saudaraku?

Di saat saya menunaikan ibadah haji beberapa tahun silam, ketika pulang dari melempar jumrah, saya sempat berkenalan dengan salah seorang aktivis dakwah dari jama’ah haji asal Indonesia, dia mengatakan kepadaku, setiap tahun musim haji ada sekitar 205 ribu jama’ah haji berasal dari Indonesia datang ke Baitullah ini. Wah, sungguh jumlah angka yang sangat fantastis dan membuat saya berdecak kagum.

Lalu saya mengatakan kepadanya, saudaraku, jika jumlah jama’ah haji asal Gaza sejak tahun 1987 sampai sekarang digabung, itu belum bisa menyamai jumlah jama’ah haji dari negara kalian dalam satu musim haji saja. Padahal jarak tempat kami ke Baitullah lebih dekat dibanding kalian. Wah pasti uang kalian sangat banyak, apalagi menurut sahabatku itu ada 5% dari rombongan tersebut yang memnunaikan ibadah haji yang kedua kalinya, Subhanallah.

Wahai saudaraku di Indonesia,

Pernah saya berkhayal dalam hati, kenapa saya dan kami yang ada di Gaza ini, tidak dilahirkan di negri kalian saja. Pasti sangat indah dan mengagumkan. Negri kalian aman, kaya, dan subur, setidaknya itu yang saya ketahui tentang negri kalian.

Pasti ibu-ibu disana amat mudah menyusui bayi-bayinya, susu formula bayi pasti dengan mudah kalian dapoatkan di toko-toko dan para wanita hamil kalian mungkin dengan mudah bersalin di rumah sakit yang mereka inginkan.

Ini yang membuatku iri kepadamu saudaraku, tidak seperti di negri kami ini. Tidak jarang tentara Israel menahan mobil ambulance yang akan mengantarkan istri kami melahirkan di rumah sakit yang lebih lengkap alatnya di daerah Rafah. Sehingga istri kami terpaksa melahirkan di atas mobil, ya di atas mobil saudaraku.!

Susu formula bayi adalah barang langka di Gaza sejak kami diblokade 2 tahun yang lalu, namun istri kami tetap menyusui bayi-bayinya dan menyapihnya hingga 2 tahun lamanya, walau terkadang untuk memperlancar Asi mereka, istri kami rela minum air rendaman gandum.

Namun, mengapa di negri kalian, katanya tidak sedikit kasus pembuangan bayi yang tidak jelas siapa ayah dan ibunya. Terkadang ditemukan mati di parit-parit, selokan, dan tempat sampah. Itu yang kami dapat dari informasi di televisi.

Dan yang membuat saya terkejut dan merinding, ternyata negri kalian adalah negri yang tertinggi kasus aborsinya untuk wilayah Asia. Astaghfirullah. Ada apa dengan kalian? Apakah karena di negri kalian tidak ada konflik bersenjata seperti kami disini, sehingga orang bisa melakukan hal hina seperti itu? Sepertinya kalian belum menghargai arti sebuah nyawa bagi kami disini.

Memang hampir setiap hari di Gaza sejak penyerangan Israel, kami menyaksikan bayi-bayi kami mati. Namun, bukanlah di selokan-selokan atau got-got apalagi di tempat sampah. Mereka mati syahid saudaraku! Mati syahid karena serangan roket tentara Israel!

Kami temukan mereka tak bernyawa lagi di pangkuan ibunya, di bawah puing-puing bangunan rumah kami yang hancur oleh serangan Zionis Israel. Saudaraku, bagi kami nilai seorang bayi adalah aset perjuangan kami terhadap penjajah Yahudi. Mereka adalah mata rantai yang akan menyambung perjuangan kami memerdekakan negri ini.

Perlu kalian ketahui, sejak serangan Israel tanggal 27 Desember 2009 kemarin, saudara-saudara kami yang syahid sampai 1400 orang, 600 di antaranya adalah anak-anak kami, namun sejak penyerangan itu pula sampai hari ini, kami menyambut lahirnya 3000 bayi baru di jalur Gaza, dan Subhanallah kebanyakan mereka adalah anak laki-laki dan banyak yang kembar, Allahu Akbar!

Wahai saudaraku di Indonesia,

Negri kalian subur dan makmur, tanaman apa saja yang kalian tanam akan tumbuh dan berbuah, namun kenapa di negri kalian masih ada bayi yang kekurangan gizi, menderita busung lapar. Apa karena sulit mencari rizki disana? Apa negri kalian diblokade juga?

Perlu kalian ketahui saudaraku, tidak ada satupun bayi di Gaza yang menderita kekurangan gizi, apalagi sampai mati kelaparan, walau sudah lama kami diblokade. Sungguh kalian terlalu manja! Saya adalah pegawai tata usaha di kantor pemerintahan HAMAS sudah 7 bulan ini belum menerima gaji bulanan saya. Tetapi Allah SWT yang akan mencukupkan rizki untuk kami.

Perlu kalian ketahui pula, bulan ini saja ada sekitar 300 pasang pemuda baru saja melangsungkan pernikahan. Ya, mereka menikah di sela-sela serangan agresi Israel. Mereka mengucapkan akad nikah diantara bunyi letupan bom dan peluru, saudaraku.

Dan Perdana Menteri kami, Ust Isma’il Haniya memberikan santunan awal pernikahan bagi semua keluarga baru tersebut.

Wahai saudaraku di Indonesia,

Terkadang saya pun iri, seandainya saya bisa merasakan pengajian atau halaqah pembinaan di negri antum (anda). Seperti yang diceritakan teman saya, program pengajian kalian pasti bagus, banyak kitab mungkin yang kalian yang telah baca. Dan banyak buku-buku pasti sudah kalian baca. Kalian pun bersemangat kan? Itu karena kalian punya waktu.

Kami tidak memiliki waktu yang banyak disini. Satu jam, ya satu jam itu adalah waktu yang dipatok untuk kami disini untuk halaqah. Setelah itu kami harus terjun ke lapangan jihad, sesuai dengan tugas yang diberikan kepada kami.

Kami disini sangan menanti-nantikan saat halaqah tersebut walau hanya satu jam. Tentu kalian lebih bersyukur. Kalian punya waktu untuk menegakkan rukun-rukun halaqah, seperti ta’aruf, tafahum, dan takaful disana.

Halafalan antum pasti lebih banyak daripada kami. Semua pegawai dan pejuang HAMAS disini wajib menghapal Surah Al-Anfal sebagai nyanyian perang kami, saya menghafal di sela-sela waktu istirahat perang, bagaimana dengan kalian?

Akhir Desember kemarin, saya menghadiri acar wisuda penamatan hafalan 30 Juz anakku yang pertama. Ia merupakan diantara 1000 anak yang tahun ini menghafal Al-Qur’an dan umurnya baru 10 tahun. Saya yakin anak-anak kalian jauh lebih cepat menghapal Al-Qur’an ketimbang anak-anak kimi disini. Di Gaza tidak ada SDIT (Sekolah Dasar Islam Terpadu) seperti di tempat kalian yang menyebar seperti jamur di musim hujan. Disini anak-anak belajar diantara puing-puing reruntuhan gedung yang hancur, yang tanahnya sudah diratakan, diatasnya diberi beberapa helai daun kurma. Ya, di tempat itu mereka belajar, saudaraku. Bunyi suara setoran hafalan Al-Qur’an mereka bergemuruh dianatara bunyi-bunyi senapan tentara Israel. Ayat-ayat jihad paling cepat mereka hafal, karena memang didepan mereka tafsirnya. Langsung mereka rasakan.

Oh iya, kami harus berterima kasih kepada kalian semua, melihat solidaritas yang kalian perlihatkan kepada masyarakat dunia. Kami menyaksikan aksi demo-demo kalian disini. Subhanallah, kami sangat terhibur. Karena kalian juga merasakan apa yang kami rasakan disini.

Memang banyak masyarakat dunia yang menangisi kami disini, termasuk kalian yang di Indonesia. Namun, bukan tangisan kalian yang kami butuhkan , saudaraku. Biarlah butiran air matamu adalah catatan bukti akhirat yang dicatat Allah sebagai bukti ukhwah kalian kepada kami. Doa-doa dan dana kalian telah kami rasakan manfaatnya.

Oh iya, hari semakin larut, sebentar lagi adalah giliran saya menjaga kantor, tugasku untuk menunggu jika ada telpon dan fax yang masuk. Insya Allah, nanti saya ingin sambung dengan surat yang lain lagi. Salam untuk semua pejuang-pejuang Islam dan ulama-ulama kalian.

Saudaramu di Gaza,

Abdullah Al Ghaza

Copyright @ 2013 Assaabiquun. Desain atas kerjasama Rizki Adriadi Ghiffari | Rizki Adriadi Ghiffari