Masa muda adalah
masa yang penuh dengan harapan, sarat dengan cita-cita dan penuh romantika
kehidupan yang sangat indah. Keindahan masa muda dihiasi dengan bentuk fisik
yang kuat, pikiran masih cepat, pendengaran masih kuat, meskipun banyak
jerawat. Tapi masih ada obat ditoko terdekat. Pantas saja jika para pemuda
merupakan salah satu penentu maju mundurnya suatu Negara dan generasi umat
selanjutnya.
Namun timbul
pertanyaan bagi para pemuda sekarang, jika kami adalah penerus bangsa dalam
umat. Apa yang harus dilakukan oleh pemuda muslim. Karena masa muda jelasnya
mempunyai aktivitas yang padat. Bagaimana cara mengefektifkan waktu masa muda
ini dengan aktivitas yang positif. Allah SWT mempertegas dalam surat At-Taubah
ayat 105 :
“Dan
katakanlah : Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin
akan melihat pekerjaanmu itu dan kamu, akan dikembalikan kepada (Allah) yang
mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa
yang telah kamu kerjakan kerjakan”. (Qs. At-Taubah : 105)
Ini dimaksudkan
bahwa Allah memerintahkan kepada kita sebagai pemuda islam dan penerus bangsa,
sebagai generasi Rabbani untuk giat bekerja. Apa yang harus kita kerjakan?, ini
pertanyaan yang sering muncul dari pemuda muslim. Ini adalah realita kehidupan
bahwa para pemuda banyak yang bingung dalam memulai bekerja, memulai merubah
kedaan generasinya. Sehingga mampu membangun umat muslim ke arah yang lebih
baik.
“Bekerjalah
sesuai skill dan profesi masing-masing”. Sedikit kalimat yang bisa menjelaskan
bagaimana kita memulai bekerja. Sebagai pemuda yang cerdas harusnya mengetahui skill apa yang dimiliki sekarang dan
porefesi apa yang bisa dikerjakan Mungkin
sebagian dari kita ada yang belum tahu apa skill yang dimilikinya sekarang,
profesi apa yang bisa ia lakukan sekarang. Agar tetap masuk dalam hal ibadah
dan masih tergolong dalam hal kebaikan dan taqwa apa yang kita kerjakan.
Sebagai pemuda
islam yang cerdas, yang masih mempunyai pikiran dan tenaga yang kuat. Kita
sebagai generasi muda dapat memulai dari
5 potensi pemuda muslim. Yang pertama adalah olah rasa agar iman melekat, olah
rasio agar ilmu meningkat, olah raga agar badan menjadi sehat, olah usaha agar
ekonomi kuat, dan olah kinerja agar produktifitas meningkat.
Kalau lima
potensi ini dipegang dan telah melekat pada diri pemuda muslim kita. Saya yakin
sebagai pemuda muslim dapat menjadi penerus yang mempunyai prestasi gemilang
dimasa yang akan datang. Jika kita istiqomah memegang lima potensi ini. Dengan
ini marilah kita gunakan dan kita buat wahana kehidupan ini dengan bekarja
sesuai skill masing-masing. Dengan ini pemuda muslim seperti ini, tidak ada
lagi yang yang namanya generasi muda dikenal dengan istilah generasi
penganggur, pemuda yang “mejeng” cari
“mojong”, pemuda yang suka “nongkring”
dan “iningkrong”. Tapi pemuda muslim
adalah pemuda yang dikenal dengan istilah pemuda yang agresif, produkuktif,
inovatif, dan progresif.
“Banyak orang
sukses yang mengawali karirnya dengan berjualan buku”, sebagai pemuda muslim
yang perlu digaris bawahi dari kalimat ini adalah bukan menjual bukunya, tapi
etos kerjanya dalam bekerja yang perlu diteladani meskipun hanya berjualan
buku. Jangan seperti pekerja kantor, pejabat Negara yang kerjanya “molor”, kemana-mana maunya harus naik
mobil, tapi kerjaannya “kendor”.
Disiplin saat pembagian gaji honor. Kalau pemuda meniru para pejabat mustahil
bisa menjadi pelopor bangsa dan bisa membangun umat. Bisa saja nantinya hanya
sebagai pengekor. Berbeda lagi jika menteladani penjual buku, yang mempunyai etos
kerja yang tinggi. Bisa dikatakan lebih baik menjadi penjual buku dari pada
sebagai pejebat Negara yang kerjaannya “molor”.
Oleh kerena itu,
kita sebagai calon-calon pemimpin umat, mulailah sisingkan lengan kita,
langkahkan kaki kita untuk berkeja, bekerja, dan bekerja. Seperti pada firman
Allah SWT dalam surat Ar-Ra’du : 11
"Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan
sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”.
(Qs. Ar-Ra'du:11)
Allah SWT akan memberikan jaminan
kepada suatu umat berupa Negara yang barakah apabila pemuda-pemudinya beriman
dan bertaqwa, dan banyak melakukan kebaikan jauh dari perbuatan tercela,
maksiat, dan kejahatan. Seperti yang telah dijelaskan dalam surat Al-‘Aruf ayat
96 :
“Sekiranya penduduk Negeri itu beriman dan
bertaqwa, tentulah kami bukakan baginya (pintu) rahmat dari langit dan bumi,
tapi mereka mendustakan (kebenaran), lalu kami adzab mereka karena
perbuatannya”. (Qs. Al-‘Aruf : 96)
Jika sikap ini di aplikasikan,
saya yakin sebagai pemuda muslim generasi penerus bangsa dapat membangun umat
dan merubahnya menjadi umat yang makmur dan sejahtera berada dalam maghfiroh
Allah SWT.
Oleh : Ali Dhikri Fahrudin