BETAPA AGUNGNYA DINUL ISLAM

Sabtu, 10 Mei 2014

الحمد لله وحده والصلاة والسلام على من لا نبي بعده. أما بعد:

Al-Imam Muslim meriwayatkan dalam shahihnya, dari Mu'awiyah berkata, "Rasulullah keluar menemui para shahabat di masjid lalu bertanya kepada mereka, 'Kenapa kalian duduk-duduk di sini?'

Mereka mengatakan, 'Wahai Rasulullah, tidaklah kami duduk di sini melainkan untuk mengingat Allah dan memuji-Nya, yang telah memberikan hidayah kepada kita untuk masuk islam dan memuliakan kami dengannya.'

Rasulullah mengatakan, 'Apakah benar tidak ada tujuan lain kecuali hal itu?'

Mereka menjawab, 'Demi Allah wahai Rasulullah, tidak ada tujuan lain selain itu.'

Maka Rasulullah mengatakan, 'Ketahuilah! Saya meminta kalian bersumpah bukan menuduh kalian, akan tetapi Malaikat Jibril datang kepadaku dan mengatakan, 'Sungguh Allah berbangga-bangga dengan kalian (di hadapan) para malaikat-Nya"

Akhi Muslim, perhatikanlah shahabat Nabi, mereka berkumpul di masjid saling mengingatkan nikmat Allah yang dianugrahkan kepada mereka, yaitu nikmat ISLAM. Nikmat yang menjadikan baik keadaan mereka, nikmat yang mendatangkan segala kebaikan.

Islam merupakan kunci dan pintu datangnya berbagai nikmat dari Allah Ta'ala. Tidak ada suatu nikmat pun yang sampai kepada manusia melainkan sebabnya adalah ISLAM.

Abu Nu'aim meriwayatkan dalam kitab 'Hilyatul auliya' dari Wahb bin Munabbih berkata, "Puncak nikmat yang tertinggi ada tiga; yang pertama adalah Islam, yang tidak akan sempurna segala kenikmatan tanpanya..."

Orang lemah jika berpegang teguh dengan ISLAM, pasti Allah menjadikannya kuat. Orang sesat dengan berpegang teguh dengan Islam, Allah memberinya hidayah. Orang rendahan jika berpegang teguh dengan Islam, pasti Allah akan mengangkat derajatnya.

Imam Ibnu Jarir ath-Thabari meriwayatkan ucapan Qatadah tentang ayat 26 surat al Anfal.
Beliau menafsirkan, "Dahulu negri Arab ini adalah negri yang paling lemah, paling sengsara kehidupannya, banyak mengalami kelaparan, paling kekurangan sandang dan paling sesat. Mereka tertindas oleh negri Persia dan Romawi. Yang masih hidup dari mereka hidup dengan sengsara dan yang mati dihinakan di dalam neraka. Mereka ditindas, tidak bisa menindas. Demi Allah kami tidak mengetahui kelompok orang di bumi ketika itu yang lebih jelek keadaannya dari mereka, sampai Allah anugrahkan ISLAM kepada mereka. Maka Allah kokohkan mereka dan luaskan rezeki mereka dengan Islam. Dan Allah jadikan kalian para pemimpin manusia. Dengan islam, Allah anugrahkan kepada kalian apa yang kalian saksikan." (Tafsir Ibnu Jarir)

Allah Ta'ala berfirman, "Janganlah kalian merasa lemah dan mengajak damai, karena kalianlah yang lebih unggul..." (Al Fath: 25)

Umar ibnul Khathab mengatakan, "Kita adalah kaum yang Allah kokohkan dengan Islam." (diriwayatkan oleh Ibnu Abi Dunya)

Imam Ibnul Mubarak meriwayatkan dari Umar, beliau mengatakan kepada Abu Ubaidah bin Jarrah, "Dahulu kalian adalah manusia yang paling lemah, paling rendah dan paling sedikit, kemudian Allah tinggikan kalian dengan Islam. Jika kalian mencari ketinggian dan kemuliaan dengan selain Islam, Allah akan menjadikan kalian hina."

Akhi Muslim, sungguh keagungan Islam ini diketahui oleh orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani.

Sebagaimana yang diriwayatkan oleh imam Bukhari dan Muslim dari Thariq bin Syihab bahwa seorang yahudi datang kepada Umar lalu berkata, "Wahai Amirul Mukminin, sebuah ayat dalam Kitab Suci kalian, yang kalian baca, seandainya diturunkan kepada kami (orang-orang yahudi), niscaya kami akan menjadikan hari diturunkannya sebagai hari raya." Umar bertanya, "Ayat apa itu?" Orang Yahudi itu menjawab, "Pada hari ini telah Aku sempurnakan Agama kalian, telah Aku cukupkan nikmatKu bagi kalian dan telah Aku ridhoi Islam sebagai agama kalian. (Al-Maaidah: 3)"

Siapa saja yang berpegang teguh dengannya pasti Allah meninggikannya, memuliakannya dan menganugrahkan kepadanya keamanan dan kemenangan.

Begitu pula orang Nasrani, juga mengetahui keagungan ISLAM, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dari Ibnu Abbas dari Abu Sufyan, bahwa Heraclius Raja Romawi (Romawi adalah orang-orang Nasrani) mengatakan kepada kaumnya, "Wahai orang-orang Romawi apakah kalian ingin mendapatkan kemenangan, petunjuk dan ingin kerajaan kalian langgeng, baiatlah kepada Nabi ini (yaitu Nabi Muhammad)."

Kalau saja orang Yahudi dan orang Nasrani mengetahui kedudukan dan keagungan ISLAM, kenapa banyak dari kaum muslimin yang hidup di lingkungan Islam tidak mengetahui keagungan dan kemuliaan ISLAM. Sehingga mereka pergi ke Negri Barat (negri orang-orang kafir) untuk belajar kepada mereka. Merasa butuh dengan ilmu mereka yang maju dan modern (menurut sangkaan mereka). Hal ini dikarenakan akal-akal mereka telah teracuni oleh syubhat dan pemikiran orang-orang Yahudi dan Nasrani.

Inilah masa-masa terakhir, masa yang banyak dari kaum muslimin menyangka dan meyakini bahwa kemajuan, kemuliaan dan keperkasaan akan diperoleh dengan mengikuti pemikiran orang-orang barat dan gaya hidup mereka. Mereka juga berusaha meninggalkan AGAMA ISLAM, karena menurut mereka Islam akan membuat kemunduran dan kebobrokan kaum muslimin.

PERHATIKANLAH!!

Wahai Kaum Muslimin, kenapa bisa terbalik keyakinan mereka. Lupa dengan keadaan Para Shahabat Nabi. Dahulu mereka adalah orang-orang lemah dan hina, kemudian mereka menjadi penguasa di bumi, kokoh dan mulia karena berpegang teguh dengan AL-QUR'AN dan AS-SUNNAH serta menjalankan SYARI'AT ISLAM.

Sebagaimana yang dikatakan Umar kepada Abu Ubaidah bin Jarrah, "Dahulu kalian adalah manusia yang paling lemah, paling rendah dan paling sedikit, kemudian Allah tinggikan dengan Islam. Jika kalian mencari ketinggian dan kemuliaan dengan selain Islam, Allah akan menjadikan kalian hina."

Dengan ini kita mengetahui betapa agungnya nikmat ISLAM, maka wajib bagi kita untuk saling mengingatkan nikmat yang agung ini dan mensyukurinya sebagaimana yang dilakukan oleh para shahabat Nabi.

وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم.

Diringkas dari Syarhus Sunnah Syaikh Abul Abbas Yasin Al 'Adeni  حفظه الله تعالى.

Copyright @ 2013 Assaabiquun. Desain atas kerjasama Rizki Adriadi Ghiffari | Rizki Adriadi Ghiffari